A.
Konsep Dasar Inovasi Pendidikan
1.
Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi
pendidikan diambil dari dua kata yakni Inovasi “innovation” sering
diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan Pendidikan. Inovasi adalah
memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang
lebih bermanfaat. Sedangkan pendidikan suatu sistem. Amabile et al. (1996)
mendefinisikan inovasi yang hubungannya dengan kreativitas adalah:Inovasi atau
innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi
kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan
dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna
penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum
diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai
hasil kegiatan manusia.
Prof.
Dr. Anna Poejiadi (2001) memberikan penjelasan: Secara harfiah to discover
berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di
dalamnya belum diketahui orang. Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai
sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery
maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu.
Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
(S.
Wojowasito, 1972; Santoso S. Hamijoyo, 1996). Inovasi kadang-kadang juga
dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata
dari bahasa inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan
antara pengertian inovasi dan modernisasi karena keduanya membicarakan usaha
pembaharuan. “Discovery”, “invention”, dan “innovation” dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan “penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti
“ditemukannya sesuatu yang baru” baik sebenarnya barang itu sudah ada lama
kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya
tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud
untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau
invensi.
Diskoveri
(discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal
yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya
penemuan benua Amerika. Invensi (invention) adalah
penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia.
Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori
pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastic, mode pakaian, dan sebagainya.
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian,
metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Santoso
S. Hamijoyo dalam Cece Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru
diartikan sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh
si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan
tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang
berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan
adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.
Menurut Regis Cabral (1998, 2003) bahwa Inovasi adalah elemen baru yang
diperkenalkan dalam jaringan yang dapat mengubah, meskipun hanya sesaat, baik
harganya, pelakunya, elemen-nya atau simpul dalam jaringan.
Kita
berada di tengah-tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi: pengetahuan,
teknologi, ICT, ekonomi, pendidikan, sosial, dsb. Inovasi dapat dikelompokkan
pula atas inovasi besar dan inovasi kecil-kecil namun sangat banyak. Inovasi
itu tidak harus mahal. Inovasi itu dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja,
dimana saja. Kalau leluhur kita tidak inovatif, kita semuanya akan tetap
tinggal di gua-gua, dalam kegelapan, tanpa busana.
Inovasi
dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai
proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan
memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut
karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan
hilang.
Inovasi
pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal
(yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari defenisi tersebut
dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi
pendidikan, sebagai berikut:
1.
“Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang
belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun
mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting
dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
2. “Kualitatif”
berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau
penambahan unsur-unsur setiap komponen.
3.
“Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali,
meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal
yang diperbaharui pada hakikatnya adalah idea tau rangkaian ide.
4. “Kesengajaan”
merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran pendidik dewasa ini.
Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan
kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran
(teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas
(gadgeteering). Sering digunakannya kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi
inovasi pendidikan dan kebijaksanaan serta strategi untuk melaksanakannya,
membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan penyempurnaan
pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat
diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi
perseorangan belaka.
5. “Meningkatkan
kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uang, dan saran, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua
tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
6.
“Tujuan” yang
direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan
antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan
dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran
jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya
(menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya.
Secara sosial bahwa kehidupan manusia selalu berkembang
dan penuh dengan pembaharuan oleh karena itu sudah selayakanya pendidikan pun
melaksanakan pembahatuan. Bentuk pembaharuan yang harus dilakukan dalam
pendidikan meliputi:
1. Pembinaan
personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem
social tertentu menentukan personil (orang) sebagai komponen sistem.
Inovasi yang sesuai dengan komponen personil misalnya: peningkatan
mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.
2.
Banyak personil dan wilayah kerja. Sistem
sosial tertentu menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang terikat dalam
sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang sesuai
misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu sekolah
3.
Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk
juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk
mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat duduk, perubahan pengaturan dinding
ruangan, dan sebagainya.
4.
Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan
tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan
komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar.
5.
Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu
memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan komponen
ini misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan
rumusan tujuan pendidikan nasional, dan sebagainya.
6.
Prosedur. Sistem pendidikan tentu
mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan
dengan kompenen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara membuat
persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7.
Peran yang diperlukan. Dalam system social
termasuk system pendidikan diperlukan kejelasan peran yang diperlukan untuk
melancarkan jalannya persiapan tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen
ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan
keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai anggota team
teaching, dan sebagainya.
8.
Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi
social biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Inovasi yang relevan dengan
bidang ini misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan
keterampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, dan sebagainya.
9.
Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja).
Dalam system pendidikan perlu adanya kejelasan hubungan antara bagian atau
mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan
perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antara seksi, diperguruan tinggi diadakan perubahan hubungan
kerja antara jurusan, fakultas dan biro registrasi tentang pengadministrasian
nilai mahasiswa, dan sebagainya.
10. Hubungan
dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam
beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain.
Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan UKS
bekerjasama atau berhubungan dengan Depkes, dan sebagainya.
11. Strategi.
Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Secara kronologis
biasanya menggunakan pola urutan sebagai berikut:
a.
Desain. Ditemukannya suatu inovasi dengan
perencanaan penyebarannya berdasarkan suatu penelitian dan observasi atau hasil
penilaian terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang sudah ada.
b.
Kesadaran dan perhatian. Suatu potensi yang
sangat menunjang berhasilnya inovasi ialah adanya kesadaran dan perhatian
sasaran inovasi (baik individu maupun kelompok) akan perlunya inovasi.
Berdasarkan kesadaran itu mereka akan berusaha mencari informasi tentang
inovasi.
c.
Evaluasi. Para sasaran evaluasi mengadakan
penilaian terhadap inovasi tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, tentang
kemungkinan dapat terlaksananya sesuai dengan kondisi situasi, pembiayaan, dan
sebagainya.
d. Percobaan.
Para sasaran inovasi mencoba menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah memang
benar inovasi yang dinilai baik itu dapat diterapkan seperti yang
diterapkan. Jika ternyata berhasil maka inovasi akan diterima dan
terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi yang telah direncanakan.
2. Tipe
inovasi
Terdapat 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:
a. Inovasi
produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara
substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga,
kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer,
kendaraan bermotor, dsb;
b. Inovasi
proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau
pengiriman barangnya;
c. Inovasi
pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan
kualitas desain, pengemasan, promosi;
d. Inovasi
organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi
atau perilaku berorganisasi;
e. Inovasi
model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.
Inovasi
karakteristiknya ditentukan oleh pasar dan bisnis. Inovasi yang mengikuti
kondisi, memungkinkan pasar dapat dijalankan seperti biasanya. Inovasi yang
terpisah, dapat mengubah pasar atau produk contohnya penemuan barang murah,
tiket pesawat murah. Inovasi inkrementasi (penambah) muncul karena
berlangsungnya evolusi dalam berpikir inovasi, penggunaan teknologi yang
memperbesar peluang keberhasilan dan mengurangi produk yang tidak sempurna. Inovasi
radikal, mengubah proses manual menjadi proses berbasis teknologi
keseluruhannya.
3. Sumber
inovasi
Terdapat
dua sumber utama inovasi , yaitu: Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi
fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk
menjual hasil inovasinya. Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang
atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri),
hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang
dibutuhkannya.
4. Tujuan
Inovasi
Tujuan
utama inovasi adalah: meningkatkan kualitas; menciptakan pasar baru; memperluas
jangkauan produk; mengurangi biaya tenaga kerja; meningkatkan proses produksi; mengurangi
bahan baku; mengurangi kerusakan lingkungan; mengganti produk atau pelayanan; mengurangi
konsumsi energi; menyesuaikan diri dengan undang-undang;
5. Kegagalan
Inovasi
Hasil
survey menunjukkan, bahwa dari 3000 ide tentang sebuah produk, hanya satu yang
sukses di pasaran. Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai
investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan
produk serupa dimana datang. Padahal produk yang gagal seringkali memiliki
potensi sebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena kurangnya modal,
keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan harus
diidentifikasi dan diseleksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini
memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan
baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Penyebab
umum gagalnya suatu proses inovasi, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu: definisi
tujuan yang buruk-buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai tujuan; buruknya
partisipasi anggota tim; buruknya pengawasan produk; buruknya komunikasi dan
akses informasi.
6. Siklus
Inovasi
Siklus
inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif
lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah
kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan
produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah
produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.
Perusahaan
yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara
lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila
teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau
bahkan menurun.
Sumber: