Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development

Semangat Ku yang Hilang, Diterpa angin tak berhembus.


Semangat Ku yang Hilang, Diterpa angin tak berhembus.


Disuatu pagi aku melaksanakan aktifitas seperti biasa, dari awal aku memiliki niatan untuk melaksanakan kerjaan aku dengan semangat. Sesampainya ditempat kerja kuletakan tas dan akupun mulai menyalakan laptop yang kecil, lusuh dan kumuh. Seiring berjalannya waktu, aku mulai menatap kesekeliling ruangan ternyata ruangan ini pun sama kusuhnya dengan laptopku. Aku mulai berpikir, ternyata sekelilingku mulai penuh dengan hal-hal yang mulai lapuk seiring dengan berjalannya waktu.
Ditengah-tengah kerjaan, aku mulai berpikir ternyata selama ini aku hanya berjalan sesuai dengan kehendak alami, gak ada harapan, gak ada tujuan. Kemanakah harapan-harapan yang dahulu berjalan mengiringiku dalam menjalani hidup ini. Ketika aku mebuat secangkir kopi dan akupun mebakar sebatang rokok, yang tersisa hanyalah isapan-isapan kecil dan mengiringi waktu seakan mulai habis diterka waktu. Jari-jari kecil mulai menekan tombol-tombol deretan hurup, kutuliskan sebuah kalimat yang cukup progratif. Namun, ketika aku mulai tersentak ketika tidak ada lagi inspirasi baru untuk memulai pekerjaan ku. Aku kembali terdiam, pada sebuah sopa yang sudah memiliki usia.
Ketika aku terbaring pada sopa, aku bertanya pada hatiku “kemanakah semangatku yang dulu, yang siap menerima berbagai kerjaan dan selalu menerima tantangan menjadi sebuah jembatan untuk mencapai kebesaran jiwa”. Pada saat aku menghisap sebatang rokok aku tersentak ketika didalam siaran televisi, memutar sebuah lagu kehilangan. “ternyata selama ini, aku hanya membohongi diriku sendiri dengan mengatakan hal-hal yang kurang progratif”, hanya kata itu yang keluar dari mulut dan pikiranku. Selama ini aku hanya bias terdiam disaat aku mulai memiliki keinginan,aku menjadikan keterbatasanku sebagai alas an untuk melakukan sebuah phenomenal yang orang lain lakukan aku tidak bisa melakukan.
Aku tidak pernah menyesali langkah yang telah aku jalani selama ini, tetapi aku tidak mampu mebuka lembaran baru untuk memulainya dari awal dan menyambukan kembali sobekan-sobekan kertas selama ini aku remas-remas dan ku sobek menjadi kertas yang berukuran kecil. Dalam hati kembali bertanya “bapak kemanakah aku yang dulu, yang penuh dengan sinergi dan inspirasi, aku merindukan masa-masa itu”.
“air mata mengalir, membuang semua kenisbian. Mencari harapan-harapan yang tak mungkin yang selama ini tertutup oleh daun yang berguguran. Aku menatap setangkai bunga, yang sedang mekar dan indah. Tetapi, keindahan tersebut akan hilang seiring dengan berjalannya waktu”.

Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot