Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
Realiti kehidupan Anak Pedesaan

Yogi Iskandar

1/13/2016

“Diambil  dari kisah nyata seorang anak yang memiliki notabene keluarga biasa, dan memiliki cita-cita diluar kehendak dirinya.” ...

Realiti kehidupan Anak Pedesaan


“Diambil  dari kisah nyata seorang anak yang memiliki notabene keluarga biasa, dan memiliki cita-cita diluar kehendak dirinya.”

1.       Dilahirkan dari keluarga biasa
Di suatu daerah yang terletak diantara perbatasan kabupaten kuningan dan kabupaten ciamis, tinggalah sebuah keluarga kecil  dan sederhana “keluarga pak ratam”. Dari keluarga kecil ini lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama Rojak. Pada saat rojak dilahirkan, kebetulan ayah rojak tidak ada di kampung. Ayah rojak sedang merantau ke daerah lampung yang pada saat tersebut sedang gencar-gencarnya membuat sebuah perkebunan di daerah lampung.
Untuk memenuhi kebutuhan, ibu rojak membuat sebuah kerajinan tikar yang bahan bakunya dari tanaman pandan. Seselainya kerajinan tangan tersebut kemudian dijual kepada orang yang membeli tikar tersebut dengan harga senilai Rp.8.000,- sampai Rp.11.000,-. Beranjak usia 8 bulan rojak dibawa merantau kelampung oleh kedua orang tuanya. Dilampung rojak dibesar hingga berusia 5 tahun, meskinpun dengan keadaan yang biasa-biasa saja rojak bisa menikmati masa kecil dengan baik. Sejak kecil, rojak dididik oleh kedua orang tuanya dengan cara-cara tertentu. Dengan didikan dari orang yang diberikan oleh kedua orang tua rojak, rojak memiliki imajinasi yang luar biasa dimasa tersebut.
Disuatu ketika rojak bilang kepada orang tuanya. Ma, rojak ingin sepeda “kata rojak”. buat apa sepeda “ema bertanya kepada rojak”, rojak tidak bisa berargumen pada saat orang tua rojak mengajukan sebuah pertanyaan. Mendingan kamu main mobil-mobilan aja jak kalua main sepedah kan kamu juga masih kecil “ema kembali berkata”. Pokonya aku ingin sepeda ma, kalau ema gak bisa beliin sepeda buat rojak. Rojak akan usaha sendiri, rojak akan jual gorengan, uangnya akan dikumpulin dan dibelikan sepeda “rojak kembali berkata dengan nada membentak”. Ah, kamu ini ada-ada aja emang kamu sanggup gituh beli sepeda dengan usahamu sendiri “si ema berkata sambil meledek”. Rojak merupakan anak yang berbeda dengan anak-anak lainya. Ketika, anak-anak yang lain melihat orang tuanya pergi kepasar atau datang dari pasar, si anak tersebut langsung menghampiri orang tuanya memesan atau meminta pesanan pada saat orang tuanya pergi kepasar. Sedangkan rojak diam dan cuek aja saja, ketika orang tuanya pergi atau datang dari pasar.
Rojak memang memiliki karakter yang cuek, keras kepala dan sedikit pendiam. Selain itu, rojak jarang sekali minta sesuatu kepada orang tua. Cuman, sekali ada maunya sebelum tercapai rojak menggunakan berbagai cara agar keinginannya terwujud. Masa kecil rojakpun berjalan sewajarnya, meskipun rojak belum sadar sebenarnya apa yang harus dilakukan dan apa yang dinginkan rojak hanya bisa menjalani proses kehidupan selayak anak-anak.
Diusia 6 tahun rojak pulang kekampung halamannya, kota terpencil di kabupaten kuningan. Sesampinya di selajambe, rojak belum bisa bermain dengan anak-anak yang ada di selajambe, setelah beberapa minggu rojak baru bisa bermain dengan temannya. Masa kecil yang penuh warna bagi rojak, setiap kali bermain pasti datang kerumah dengan keadaan baju kotor, rambut basah, kulit hitam. Rojak bermain bersama teman-tamannya ke Kali Cijolang yang menjadi pembatas antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Ciamis. Sewaktu rojak masih kecil rojak ditinggal oleh kedua orang tuanya, orang tua rojak pergi merantau kembali untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selama ditinggal oleh kedua orang tua rojak, rojak tinggal bersaman nenek dan sanak saudara. Tinggal bersama saudara bagi rojak ialah hal yang paling membosankan dan hal yang paling menyulitkan, antara saudara selalu ada aja masalah bagi rojak. Yah, mungkin itulah pengalaman yang harus dilewati oleh rojak. Meskipun demikian proses kehidupan harus tetap berjalan.
Sewaktu usia 7 tahun, rojak mulai masuk sekolah ketingkat dasar. Nama sekolah rojak ialah SDN I Selajambe, salah satu sekolah negeri yang ada di selajambe. Sekolah yang dulu di tempati oleh rojak sekarang menjadi sekolah paforit, yang sebenarnya apa yang menjadi kriteria untuk menjadi sekolah pavorit?. Sekolah dasar banyak sekali  memberi pengalaman yang dialami oleh rojak baik pengalaman yang mungkin bagi rojak adalah pengalaman pahit, atau juga pengalaman yang sangat menyenangkan.
Pendidikan kelas 1 terlewati dengan biasa-biasa saja, yang ada hanyalah bermain dan bermain, sewaktu kecil rojak tumbuh seperti anak biasanya. Rojak tidak pernah mendapatken prestasi seperti halnya anak-anak yang memang memiliki prestasi. Sewaktuk kelas 3 SD rojak berjualan, kebetulan barang-barang yang dijualnya ialah makanan ringan yang diambil dari ua, ia adalah kaka laki-laki dari ibu. Anak kecil yang malang, dan bodoh. Mungkin, itu panggilan bagi rojak sewaktu kecil, rojak pikir barangnya habis dijual. Ternyata sebagian kecil barang dagangan rojak diambil oleh teman-temannya, barang dagangan yang diambil oleh teman-taman rojak dapat dikethui setelah ua onoh “penjaga sekolah”, mengetahui tingkah laku teman-temannya rojak.
Libur sekolah pun tiba, untuk mengisi liburan panjang kelas tiga. Rojak pergi ke lampung, sesampainya di lampung rojak menyaksikan banyak sekali perubahan. Rojak bertannya dalam hati kemana kampungku yang dulu membesarkan aku?, kemana kampung yang dulu telah memberikan warna pada hidupku?, dan kemanakah teman-teman yang dulu bermain bersamaku?. Berbagai pertanyaan datang, aku hanya berfikir ya sudahlah, mungkin inilah hidup yang harus terjadi. Selama pergi berlibur didaerah lampung Rojak sangat menikmati, meskipun tanpa teman-teman yang dulu bermain bersama. Untuk mengisi liburan rojak bermain kekebun, sambil mengambil kopi-kopi yang sudah merah. Kopi tersebut dikumpulkan dan jual kepada pembeli, hasil dari penjual kopi tersebut dibelikan buku dan peralatan untuk belajar dikelas 4 SD.
Waktu liburpun usai, dan rojakpun kembali ke desa selajambe. Hal yang mungkin paling bahagia oleh rojak, sepulangnya dari lampung. Rojak diberikan hadiah sebuah al-quran dari ua “kakak dari ibu”, hadiah tersebut diberikan atas tanda terimakasih dari ua karena rojak telah membantunya selama berlibur di lampung.
Setelah beberapa hari berada di desa selajambe, akhinya rojak masuk sekolah dengan keadaan yang seperti biasanya. Meskipun keadaan yang biasa-biasa saja tidak ada prestasi yang bisa ditonjolkan, tetapi rojak tetap menjalani hidupnya. Suatu ketika rojak berkelahi dengan teman sekelasnya “ ali namanya”, badanya memang kecil tetapi, dia memiliki sikap corelis abis. Permasalahan tersebut terselesaikan dengan sendirinya.
Dengan bertambahnya usia, bertambah pula rasa ingin. Pada usia 9 tahun, rojak memasuki masa puber yang pertama. Salah seorang yang ditaksir sama rojak, Nining namanya. Ya, walaupun harus berebut dengan teman sekelasnya, rojak hanya bisa terdiam dan membiarkan temannya untuk terus mendapatkan wanita tersebut. Waktu berjalan seperti biasanya, ketika itu rojak memandang salah seorang wanita yang memang rojak menyukainya. Walaupun memang masih satu kelas, tetapi rojak tetap saja tidak bisa mengutarakannya yang sampai saat ini masih belum bisa terpecahkan.
Waktupun terus berjalan dan akhirnya sampailah diujung kelas 6 semester akhir, disemester akhir rojak belajar secara sungguh-sungguh. Pada saat tersebut rojak dan temannya harus mengalami perubahan sistem pendidikan, rojak dan teman-tamannya harus mengikuti tes yang memang dapat menentukan kelulusannya. Ujian Nasional, itulah nama tes yang harus diikuti. Meskipun tidak masuk logika, disaat sumber daya manusia dan sarana prasana yang belum memadai. Setiap sekolah harus mampu meluluskan peserta didiknya, waktupun terus berjalan dan rojakpun lulus dengan nilai yang cukup. Anak-anak tetap aja anak-anak, meskipun kelakuannya diluar kehendak masih aja dilakukan. Karena kesal ijazah yang belum juga dicetak sama pihak sekolah, rojak bersama temannya melakukan perusakan pohon sirsak. Setelah pohon tersebut dirusak dilemparnya, pada saat melempar ternyata mengenai salah satu rumah yang dekat dengan sekolah dan akhirnya kena semprotan, dech!.
Sambil menunggu, waktu masuk SLTP Rojak pergi berlibur ke Bandung. Di bandung rojak ikut bersama saudara yang merupakan Kaka dari bu. Sesampainya di bandung rojak diajak bermain game oleh kakanya yang bernama Rasji. Yah dasar bodoh, rojak tetap aja gak bisa bermain game dan selalu dikalahkan oleh kakanya yang bernama Rasji.  Setiap kali ada ajah tingkah yang dilakukan oleh rojak dan Rasji, mungkin hari itu hari yang sangat menyenangkan bagi rojak. Mulai dengan menggoda wanita yang kebetulan tetangga dari Rasji, sampai membicarakan hal-hal yang memang sewajarnya bagi anak seumuran Rasji dan rojak.
Disuatu ketika, rojak diajak main sama ua ke pasar. Rojak dibelikan roti, yang menurut Rasji roti tersebut memang enak. Tetapi, menurut rojak tidak enak, maklum wong deso. Mulai masuk kepertengah liburan, rojak mulai tidak suka dengan kelakukan yang dilakukan oleh Rasji. Akhirnya, tidak ada lagi rasa persaudaraan antara rojak dan Rasji. Dengan kekesalannya rojak menampar Rasji, mereka pikir rojak akan terdiam disaat mereka mengolok bahkan mengeluarkan kata-kata yang kurang enak. Apalagi mereka berdua dengan kakanya, yang terus meperlakukan rojak seperti anak kecil Rasji dan rasdi berkata layaknya seperti orang yang tidak memiliki sopan santun. Rasji dan rasdi, seperti orang yang tidak punya pendidikan walau bagaimanapun hati rojak tetap hati manusia yang terbuat dari sari pati tanah yang lembek dan sewaktu-waktu bisa patah.
Tepat hari jum’at rojak pun pulang karena waktu libur sudah hampir habis, tepat hari sabtu rojak datang kerumah dan mulai mengikuti pendaftaran di MTs GUPPI Selajambe, dalam mengikuti pendafataran rojak kembali bertemu dengan teman-temanya. Sesampainya disekolah rojak langsung dihampiri oleh beberapa temannya yang menannyakan tentang liburan rojak. Jak, giman liburan kamu selama dibandung “ujar teman rojak”. Ah, biasa aja. Gak ada yang mengesankan “jawab rojak”. Jak, kemarin aku datang kerumahmu!, memberitahukan tentang pendaftaran ke sekolah, pas bilang sama orang tua kamu!, katanya kamu pergi kebandung dan orang tuamu sedikit kaget karena kamu sedang ada tidak ada di rumah “teman rojak kembali berkata”. Ia, Orang tua saya juga udah cerita “rojak kembali berkata”. Akhirnya, rojak dan kawan-kawan masuk keruangan dan mengikuti kegitan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.
2.       Menjalani Masa Remaja yang biasa-biasa saja
Seselesainya, mengikuti kegiatan pendaftaran rojak bersama teman-teman mengikuti kegiatan masa orientasi siswa (sekarang masa orientasi peserta didik). Kegiatan tersebut berjalan selama satu minggu, diawal masuk sekolah ketingkat SLP kegiatan tersebut cukup mengasikan bagi rojak. Selain dapat bertemu dengan teman-teman lama, rojak juga mendapatkan teman baru di MTs GUPPI Selajambe. Tetapi, ada yang menjadi pertanyaan bagi rojak, apakah saya bisa kenal dengan teman-teman yang dulu satu sekolah dengan rojak yang sekarang mereka sekolah di SMPN 1 Selajambe. Ternyata belakangan dapat diketahui oleh rojak tidak dapat dekat lagi dengan teman-teman yang dulu satu sekolah dengan di SD, sekolah yang telah memberikan warna bagi rojak.
Rojak mengikuti pembelajaran di MTs GUPPI Selajambe layak orang biasa, tidak ada prestasi yang dapat ditonjolkan, jangankan masuk pringkat 10 besar dapat rangkingpun gak pernah kepikiran. Rojak tergolong orang yang kurang pandai dalam bergaul, sehingga teman semasa sekolah ditingkat SLP hanya satu orang, basir namanya. Basir merupakan teman akrab dan teman terbaik dimata rojak, selain orangnya penyabar dan pendiam basir selalu mengerti  dengan keinginan rojak. Seperi biasa setelah istirahat tiba, rojak dan basir pergi ke mushola untuk melaksanakan sholat duha. Hal ini dilakukan karena kami berdua tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan diwarung seperti lajimnya anak-anak. Tetapi tidak berarti rojak gak dikasih uang jajan oleh orang tua rojak, namun uang yang dikasih oleh orang tua rojak  di tabung.
Mata pelajaran yang paling disukai oleh rojak ialah mata pelajaran fisika, di dalam mata pelajaran fisika terdapat pelajaran elektonika. Disanalah rojak mulai mengerti kenapa harus belajar dengan benar, tetapi yang menjadi permasalahan. Mata pelajaran yang ditekuni secara serius hanyalah mata pelajaran fisika yang didalamnya terdapat pembelajaran elektronik. Disuatu ketika rojak sedang mengikuti kegiatan pembelajaran, tiba-tiba rojak mengeluakan suara keras. Sehingga mengagetkan guru. Ada apa jak? “guru bertanya”, Ga ada apa-apa pak, “Jawab rojak”. Setelah waktu istirahat tiba, rojak bersama teman-teman dipanggil kekantor oleh guru yang tadi mengajar.
Sebenarnya kamu itu ingin sekolah gak?, “tannya pak guru”. Inginpak, “jawab rojak dan teman-taman”. Lalu, kenapa kalian berbuat seperti itu!, “pak guru kembali bertanya”. Gak tahu pak, “jawab rojak dan teman-teman”. Ya sudah, kali ini bapak maafkan. Tetapi, jika kalian mengulangi kembali mohon maaf. Mungkin, pihak sekolah akan mengeluarkan kalian, “kata pak guru”. Rojak dan teman-teman hanya bisa mengangguk dan berkata “ia pak”. Setelah selesai ngobrol guru tersebut pergi dan menghampiri kepala sekolah, tetapi kepala sekolah enggan untuk menghampiri rojak dan teman-teman. Akhirnya rojak dan teman-teman di suruh masuk kelas kembali.
Rojak kembali kekelas, sambil berbincang-bincang dengan temannya. Teman hari ini merupaka hari bersejarah bagi kita,  kita sudah tidak punya lagi kesempatan, jika kita melakukan kesalahan kita akan dikeluarkan “ujar rojak kepada teman-temannya”. Teman-teman rojak hanya terdiam, dan rojak pun kembali terdiam. Rojak berifikir, mungkin teman-teman rojak memiliki pemikiran yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh rojak. Sesampainya dirumah rojak kembali mengikuti pembelajaran seperti biasa, dari kejadian tersebut rojak menjadi anak yang pendiam dan sedikit berubah.
Waktu terus berjalan, sehingga rojakpun sampai disemester akhir. Rojak dan teman-teman diminta oleh kepala sekolah untuk datang kekantor setiap malam jum’at. Rojak dan teman-teman beserta kepala sekolah melakukan ritual (sholat sunat berjamat), hal tersebut dilakukan meminta kepada tuhan agar kami diberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal yang menjadi penentu kelulusan. Soal yang menjadi kelulusan yaitu matematika, bahas inggris dan Bahasa Indonesia. Meskipun tidak masuk akal , kami harus pulang pergi kesekolah untuk belajar kelulusan hanya dapat ditentukan dengan 3 mata pelajaran.
Sewaktu disemester tiga rojak di tannya oleh kedua orang tuanya. Jak, nanti kalau udah lulus mau sekolah kemana?, “tannya ibu”. Gak ma, rojak gak mau lanjutin sekolah. Soalnya otak rojak gak muat ma, rojak mau lanjutin ngurus kebun aja di lampung, “jawab rojak”. Ya udah, kalau kamu gak pengen sekolah, yang penting kamu jangan sampe menyesal. “ibu kembali berkata”, rojak hanya bisa terdiam saat ibu berkata. Disaat rojak sedang menunggu hasil keputusan tentang kelulusan Ujian Nasional, rojak diajak kekebun sama kaka (anak dari ua). Di kebun kaka bertanya kepada rojak!. Jak nanti kalau udah lulus, mau melanjutkan sekolah kemana? “tannya kaka kepada rojak”. Gak ka saya mau ngurusin kebun aja di lampung “jawab rojak”. Jak kalau menurut kaka, rojak musti sekolah. Kalau gak sekolah, kapan lagi rojak akan mengembangkan ilmu pengetahuan rojak. Setajam-tajam pisau kalau gak diasah pasti akan berkarat dan pisau tersebut akan tumpul, lah kalau udah tumpul. Apakah pisau tersebut dapat dipergunakan dengan maksimal?, “kaka bertanya kepada rojak”. Rojak sedikit terdiam mulai dari sana hati rojak mulai agak terbuka, tetapi rojak belum mampu mengatakan kepada kaka tentang niatnya untuk sekolah. Satu kata yang dikatakan sama rojak, gak tahu kak, gimana nanti aja. Rojak dan kaka kembali pulang karena hari udah mulai sore.
Sesampainya dirumah rojak kembali memikirkan tentang perkataan kakanya. Dihari kemudian rojak diminta ibunya untuk mengatarkan makanan kerumah eyangnya (adik dari kakek). Sesampainya rojak dirumah eyang, rojak disambut sama saudara (anak dari eyang). Ketika beberapa menit ngobrol rojak kembali di kejutkan dengan pertanyaan mengenai sekolahnya, jak kamu mau sekolah kemana? “tanya eyang kepada rojak”. Gak eyang, rojak gak sekolah, kasihan orang tua rojak ga ada biaya, “jawab rojak”. Ah, jangan meniadakan rijki dari Tuhan jak. Semua orang yang tinggal dibumi ini pasti diberi rijki sama Tuhan, udah kamu sekolah aja di tempat eyang yang bekerja soal biaya nanti urusan belakang, “eyang kembali berkata”. Ia, jak mending sekarang sekolah dekat dulu, saya membutuhkan waktu 4 jam untuk sampai kesekolah, “saudarapun ikut nimbrung”. Rojak hanya bisa terdiam disaat eyang dan saudara rojak mengeluarkan kata-kata mengenai sekolah rojak. Meskipun, dalam hati rojak udah mulai ada keinginan untuk sekolah rojak tidak mau mengungkapkan keinginannya.
Setelah selesai berbincang-bincang dengan eyang dan saudara, tidak terasa hari udah sore. Akhirnya, rojakpun berpamitan kepada eyang. Eyang, rojak mau pamit dulu, mengenai sekolah nanti saya mau obrolin dulu sama orang tua rojak, “kata rojak”. Oh, ga nginep jak, mendingan kamu nginep aja disini, “tanya eyang”. Gak ah, lain kali aja eyang, “jawab rojak”. Setelah selesai berbicara rojak langsung pulang kerumah, diperjalanan rojak terus berfikir mengenai sekolahnya. Ditengah perjalanan rojak memantapkan mengenai sekolahnya, sesampainya dirumah rojak berdiam diri. Setelah beberapa jam rojak berdiam rojak bilang kepada orang tuanya, ma rojak mau lanjutin sekolah “kata rojak”. Mau sekolah jak, “jawab ema, nada kaget”. Ia ma, rojak diminta sekolah lagi sama kakek. Kata kakek mau tidak mau ada biaya atau tidak pokoknya kamu musti sekolah, “rojak menceritakan perkataan kakek”. Lah jak, biayanya dari mana kamu tahu sendirikan jak ayah kamu, cuman bekerja serabutan, “ibu rojak  kembali berkata”. Rojak hanya bisa terdiam disaat ibunya mejelaskan tentang keadaan ekonomi.
Dihari kemudian rojak dikejutkan, dengan pertanyaan ibunya. Jak, kalau kamu ingin sekolah ada dua pilihan mendingan sekolah di subang atau kamu ikut dengan kakekmu sekolah di ciamis, “ibu rojak berkata”. Rojak hanya bisa berdiam disaat ibunya memberi pertanyaan tersebut, rojak memiliki keinginan untuk sekolah dikuningan mengambil jurusan permesinan atau elektornika. Tetapi rojak tidak bisa memaksakan keinginannya karena rojak sadar akan kemampuan dari orang tua rojak. Pada saat penetuan mengenai sekolah, rojak berpikir kalau kesubang rojak tidak bisa meneruskan belajar mengenai bakatnya. Akhirnya rojak memutuskan untuk sekolah mengikuti kakenya, dalam pikiran rojak kalau sekolah mengikuti kakek rojak. Rojak bisa jalan kaki untuk berangkat uang jajan dan ongkos berangkat rojak bisa dikumpulin untuk membeli peralatan elektronik. Disaat selesai berfikir rojak berkata kepada orangtunya. Ma, rojak mau sekolah ikut dengan kakek aja, “rojak berkata”. Ia, kalau memang itu sudah menjadi keputusan kamu ma ikut aja dengan apa yang menjadi keputusan kamu.
Beberapa minggu kemudian rojak mulai mengikuti kegiatan pendafataran di sekolah yang berada di daerah kabupaten ciamis. Dihari pertama rojak masuk sekolah, rojak merasa gembira karena mendapatkan teman-teman baru, meskipun rojak harus berjalan kaki kesekolahnya. Setelah berjalan dalam beberapa hari mengikuti sekolah, rojak mendapatkan teman yang dianggap teman yang paling baik menurut rojak. Karena rojak merupakan anak yang sulit untuk bergaul, rojak paling hanya bisa berteman dengan satu teman aja. Diminggu ketiga rojak mengikuti kegiatan kursus komputer di LPP Prima Mandiri College yang kebetulan pemiliki tempat kursus tersebut merupakan salah satu guru di MA Al-Istiqomah. Setelah beberapa minggu mengikuti kursus komputer guru rojak meminta rojak untuk mengajar ditemapt kursus tersebut. Untuk tambahan uang rojak menyatakan bersedia meskipun rojak hanya baru mengikuti pendidikan selama dua minggu. Karena rojak memiliki aktifitas tambahan rojak harus pulang larut malam, pagi rojak harus sekolah dan sorenya rojak mengajar ditempat kursus.
Setiap hari rojak dimarahin sama kedua orang tuanya, karena rojak sering pulang larut malam. Pada saat rojak dimarahin rojak hanya bisa terdiam, karena rojak memaklumi pemikiran orang tua rojak. Mereka memiliki pemikiran terdahulu, rojak terus menjalankan aktifitas meskipun harus pulang malam dan dimarahin sama kedua orang tuanya. Disuatu ketika rojak pulang jam 6 sore, karena yang menjadi perbatasan antara kabupaten ciamis dan kabupaten kuningan ialah kali cijolang dan kebetulan belum ada jembatan untuk menghubungkan kedua kabupaten tersebut. Disaat air kali sedang besar rojak terpaksa harus muter dan membutuhkan waktu 4 jam untuk sampai kerumah. Selain jalan kaki rojak juga harus melewati kebun dan beberapa anak sungai. Disaat melewati anak sungai rojak hampir saja terbawa arus anak sungai untungnya ada pohon waru yang menyelamatkan rojak. Rojak baru bisa sampai dirumah rojak pada jam sembilan malam.
Sesampainya  dirumah rojak kembali dimarahin sama orang tua rojak. Lagi-lagi rojak hanya bisa terdiam disaat orang tua rojak memarahin rojak. sesuai dengan  yang direncanakan rojak, rojak mulai melihat uang yang kumpulkan udah mulai terkumpul dan rojak pun mulai membeli komponen elektronik. Rojak memiliki rencana untuk membuat sound system, dalam pemikiran rojak selain menjalankan sebuah hobi rojak pikir dengan membuat sound system rojak akan bisa mendapatkan uang dan tidak harus melamar kerja kepada perusahaan atau lembaga intansi. Rojak merupakan orang yang tidak suka diam, untuk mengisi waktu kosong selain mengajar ditempat kursus rojak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka dan OSIS.
Hari-hari rojak dipenuhi dengan warna, canda tawa, sedih semua berjalan sesuai dengan iringan waktu. Rojak menjalani kehidupan dengan tenang meskipun berbagai tekanan datang, tekanan tersebut datang dari kondisi ekonomi yang sempit, dari beban harus mengajar ditempat kursus. Dipertengahan semester rojak terpaksa mengundurkan diri dari tempat bekerja karena sudah tidak kuat sudah dengan perkataan orang tua. Orang tua rojak berpikir yang namanya kerja harus dapat uang banyak padahalkan rojak kerja di tempat kursus tersebut hanya dari jam 14.00 s/d 18.00. Jadi rojak mendapatkan uang sewajarnya, tetapi yang namanya orang tua memiliki pemikiran terdahulu susahlah dan rojakpun terpaksa memundurkan diri.
Dengan memundurkan diri rojak pun mulai membuat strategi untuk melanjutkan rencannya membuat sebuah sound system, rojak tidak memiliki kemampuan dalam merakit seound system, yang dimiliki hanyalah sebuah keberanian dan tekad untuk mendapatkan uang tambahan bagi rojak. Sedikit demi sedikit sound system rojak mulai terbangun, meskipun dalam perakitan tersebut rojak dimarahin oleh kedua orang tua, karena suara yang berisik dan banyak peralatan yang berserakan. Dalam merakit sound system rojak dibantu oleh teman dekatnya jajang, jajang merupakan orang ciamis dan jajangpun merupakan teman pilihan yang dianggap paling baik bagi rojak. Seperti yang sudah saya ceritakan diatas rojak merupakan orang yang kurang memiliki kemampuan dalam bergaul.
Waktu terus berlalu, dan berbagai pengalaman pun banyak ditemui oleh rojak, tetapi satu pengalaman yang kurang memberikan warna pada kehidupan rojak yaitu cinta. Rojak merupakan orang yang serius pendiam, dan sulit berinteraksi. Hal itu menyebabkan rojak sedikit sulit dalam mendapatkan kisah cinta. Seiring berjalannya waktu rojakpun mulai sampai di semester akhir, di semester akhir rojak mulai mendapatkan uang dari hasil sewa sound systemnya. Uang yang dihasilkan lumayan besar, dalam semalam rojak bisa mendapatkan uang 100.000 sekali berangkat. Meskipun harus melek tetapi rojak menikmati pekerjaannya karena hal itu sesuai dengan hoby rojak.
Disemester akhir, rojak pun harus mulai serius belajar karena akan menghadapi ujian nasional. Agar nilai yang didapatkan rojak baik, rojakpun harus menginap di sekolah karena harus belajar tambahan dan mengikuti kegiatan spiritual di pondok pesantren agar rojak dan teman-teman lulus serta dengan nilai baik. Disuatu ketika rojak berjalan dengan teman rojak dengan tujuan akan memperbaiki sound system karena ada sebuah trable. Di perjalanan kami ngobrol dengan teman-teman, Kira-kira kalau udah lulus siapaya yang akan menjadi guru, “kata salah satu teman rojak”, paling herni, dan rojak tuh yang akan jadi guru, “kata jajang”, ah, gak mungkin saya jadi guru “rojak membantah”, liat aja entar jak kamu pasti jadi guru “jajang kembali berkata”, ah, gak mungkin kamu kan tau sendiri saya orang yang kaya gimana “rojak kembali menyangkal”.
Sesampainya dirumah, rojak melupakan perkataan teman-teman rojak, dan mulai berkerja memperbaiki sound system. Di hari kemudian tibalah Ujian Nasional dan Ujian Akhir Semester rojak dan teman-teman menjalani ujian dengan keaadaan tegang, kami semua ketakutan atas ketidak lulusan. Seselasainya ujian, beberapa minggu kemudian akhirnya tiba di pengumuman hasil ujian nasional. Hasil ujian nasional ternyata rojak masuk kategori tiga besar, yang semula rojak tidak pernah mendapatkan prestasi rojak masuk tiga besar. Sungguh kenikmatan yang luar biasa bagi rojak, seselainya pengumuman rojakpun mulai mengahadapi perpisahan kami pun berpisah dan membuat sebuah kesepakatan dengan teman-teman bahwa rojak dan teman-teman rojak berpisah untuk mengumpulkan modal dan akan kembali berkumpul setelah sama-sama memilki modal untuk membuka sebuah usaha dibidang elekrtonik tentunya.
Setelah beberapa bulan dalam menjalani kelulusan rojak merasa jenuh, kebetulan pada saat itu di desa selajambe baru dibuka SMK. Ketika rojak melihat anak sekolah berduyun-duyun berangkat kesekolah, hati rojak tergetar. Hal itu mengingatkan akan kenangan-kenangan semasa sekolah, dan rojakpun memiliki keinginan untuk sekolah lagi. Namun, apalah daya ingin memeluk gunung tanganpun tak sampai. Setelah beberapa bulan menjadi pengangguran, meskipun sound system rojak dapat menghasilkan uang. Tetapi, tidak sebanding dengan pengeluaran rojak. Ketika rojak sedang berkumpul dengan keluarga, tiba-tiba kaka datang kerumah menawari kerja bareng di jakarta disebuah proyek instalasi listrik. Rojakpun sepakat untuk berangkat kerjakarta, dijakarta rojak bekerja dengan giat dan penuh semangat. Rojak memiliki keinginan untuk mengumpulkan modal, dalam pikiran rojak bermaksud ingin membuka sebuah usaha.
Proyek yang dikerjakan rojak pun selesai dan akhirnya rojak harus pulang terlebih dahulu karena rojak harus membuat adminitrasi kependudukan. Setelah beberapa minggu rojak dikampung, rojakpun diminta berangkat kembali ke jakarta. Tetapi terdapat masalah, orang tua rojak dalam keadaan sakit dan rojakpun tidak bisa berangkat kejarkata. Dalam hati rojak sedih karena uangnya cukup lumayan, tetapi apalah daya. Selang beberapa minggu penggilan untuk berangkat belum juga ada, yang ada malah informasi lowongan kerja dikantor pos. Rojak mencoba membuat sebuah lamaran, tetapi rijki belum menghendaki rojak. Rojak tidak diterima untuk bekerja dikator pos. Tetapi, informasi lain kembali diterima rojak, terdapat informasi bahwa dikantor KUA Kec. Selajambe terdapat lowongan kerja untuk menjadi operator komputer, akhirnya rojak melamar kekantor KUA Selajambe dan rojakpun diterima.
Sehubungan di KUA tidak terlalu sibuk rojakpun membuat surat lamaran kerja untuk bekerja di SMK Al-Ihya, rojak bersyukur sangat besar karena rojakpun kembali diterima di SMK Al- Ihya. Akhirnya rojak bekerja di dua intansi dengan membagi waktu, tiga hari bekerja di KUA dan tiga hari bekerja di SMK. Setelah beberapa bulan bekerja rojak memberanikan diri untuk melajutkan kuliah di Universitas Kuningan.
Dalam memenuhi kebutuhan pendidikan rojak menjalani kuliah sambil bekerja, meskipun harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja rojak tetap bersabar. Untuk mendapatkan uang rojak harus berkerja ekstra keras, disuatu ketika rojak diminta mengerjakan sebuah proposal pembangunan untuk SMK Al-Ihya Selajambe. Rojak mengerjakan proposal tersebut sampai pukul 4 pagi, dalam tiga hari rojak harus mengurangi tidurnya. Setelah mendapatkan bantuan rojak harus membuat laporan, rojak kembali melek dan itu semua dikerjakan dengan ketulusan dan keberanian dengan luar biasa meskipun rojak belum memiliki pengalaman dalam membuat administrasi mengenai bantuan.
Setelah selesai mebuat laporan rojak ikut mengantarkan laporan tersebut dinas pendidikan pusat, di jakarta. Ketika diperjalanan kearah jakarta, rojak teringat kenangan semasa bekerja di jakarta. Tetapi, itu semua hanyalah sebuah kenangan tidak bisa terulang kembali. Sesampainya dijakarta, rojak masuk kegedung dan ikut mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan rojak (laporan pembangunan). Ketika rojak dan kepala sekolah naik leef, tiba-tiba rojak berkata. Pak, kok gini ya naik leef rasanya pusing “kata rojak”. Kepala sekolah tertawa keras, hahaha. Baru nail leef ya “kepala sekolah mengejek rojak”. Ah, bapak kaya ga tahu rojak aja kapan rojak ngalamin naik leef “rojak beragumen”. Rojak pun mulai memasuki ruangan tempat dimana laporan dikumpulkan.
Setelah selesai memberikan laporan, rojakpun kembali kekampung dan menjalani rutinitas. Rojak memang orang yang tidak bisa diam, meskipun sibuk dengan pekerjaan rojak ikut aktif dalam organisasi. Rojak masuk ke organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di Kab. Kuningan. Tepat disemester 4 rojak mencalonkan diri untuk menjadi calon ketua badan legislatif mahasiswa. Rojak pun terpilih sebagai ketua umum BLM, rojak harus membagi waktu antara pekerjaan dan aktifitasnya sebagai mahasiswa sekaligus aktifis di kab. Kuningan.
Setelah beberapa waktu menjalani perkuliahan rojakpun diberi kesempatan untuk mengajar sambil mengerjakan pekerjaan tata usaha. Selang beberapa bulan rojak mengajar, rojak pun diangkata menjadi guru resmi di SMK Al-Ihya Selajambe. Menjadi seorang guru memiliki waktu yang longgar, rojak berfikir untuk mencari pekerjaan baru untuk mengisi waktu kosong. Baru terpikir oleh rojak, tiba-tiba kakak datang kerumah menawari sebuah pekerjaan untuk menjadi guru di MTs GUPPI Selajambe, rojakpun menerima pekerjaan tersebut dan mulai bekerja di MTs GUPPI Selajambe. Disuatu ketika rojak diminta oleh kepala SMK untuk ikut hadir pada pertemuan MOU mengenai penerimaan bantuan pembangunan smk dari propinsi yang bertempat di Hotel Pesona Bambu (lembang) rojak melihat Dekan FKIP H. Zainal dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Pak Agi, rojakpun berfikir ternyata orang lain pun memiliki aktifitas yang memang harus dijalani oleh setiap orang.  hal itu menyadarkan rojak bahwa kehidupan memang seperti ini. Jika kita tidak merubahnya lalu siapa yang akan merubahnya.
Meskipun rojak harus membagi waktu antara kuliah, aktifis, KUA, SMK dan terakhir MTs. berbagai aktifitaspun harus dijalani rojak, rojakpun  kembali berpikir inilah yang namanya kehidupan dan kalau tidak seperti ini kapan rojak akan merubah kehidupan rojak. Walaupun rojak harus menguras tenaga, dan kerja ekstra keras untuk membiayai kuliah dan melanjutkan kehidupan rojak inilah jalan yang harus ditempuh oleh rojak.
Itulah kehidupan yang dialami oleh rojak, semoga bisa bermanfaat dan memberikan insfirasi bagi setiap orang untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan, “jika kita ingin membantu negara dalam memberantas kemiskina, maka bantunlah diri kira sendiri. Dengan membantu diri kita sendiri maka kita akan membantu satu dari jutaan beban negara”.

Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot