Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
“INILAH KEHIDUPANKU”

Yogi Iskandar

1/13/2016

Rumah yang sederhana, terpencil, serta rumah yang dekat dengan kebun dan pesawahan, itulah Desaku. Desa yang sangat aku cintai karena aku ...

“INILAH KEHIDUPANKU”


Rumah yang sederhana, terpencil, serta rumah yang dekat dengan kebun dan pesawahan, itulah Desaku. Desa yang sangat aku cintai karena aku hidup disana dan di besarkan disana. Aku hidup disana bersama kakak perempuanku, serta nenek dan kakek.  Setiap hari rumah selalu ramai karena aku dan kakak perempuanku selalu bertengkar, tiada hari yang terlewati oleh pertengkaran.  Tapi di balik pertengkaran itu, kami saling menyayangi dan mengasihi. Karena ku tahu kakakku pun tak mendapatkan perhatian dari orang tua. Kakak dan nenek sudah aku anggap sebagai ibuku, karena mereka mengurus dan membesarkanku.
 Walau kakak emang nyebelin, tapi ia sayang sama aku, ia selalu mengalah dan selalu mendukungku dalam segala hal apapun. Tapi semenjak kakak dewasa, dan kakak bekerja, aku pun merasa kesepian dan merasa kehilangan. Kalau kakak pulang dari tempat kerjnya, ia suka membawa makanan dan memberiku oleh-oleh. Mungkin aku tak bisa membalasnya dengan harta ataupun  berlian, aku hanya bisa mengucapkan terimakasih saja kepadanya. Dan semenjak pernikahan kakak perempuanku, aku pun berpisah dengannya karena ia pun mempunyai kehidupan yang baru. Setelah kakak tidak ada dirumah, hanya ada aku, nenek, dan kakek saja. Tidak ada lagi canda tawa, yang sering kurasa.
Orang tuaku tak pernah lama di rumah, mereka sibuk dengan pekerjaannya dan datangpun hanya setahun sekali. Walau aku selalu dikirim uang tiap bulan, tapi aku tak membutuhkan materi karena aku hanya ingin belaian tanganmu, aku hanya membutuhkan orang tua yang selalu bersamaku, orang tua yang selalu memperhatikan anaknya, orang tua yang selalu mendukung anaknya dalam cita-citanya.
Ketika malam datang  dan  malam semakin larut aku terpaku dalam kesendirian. Terdiam menatap ilusi kesendirian, diriku seakan terbiar dalam kehampaan. Kedinginan jiwa menjelma, aku merindu tentang kehangatan. Ketika malam semakin larut, aku sadari akan kesendirian. Bersama malam, kudekap lirih arti kerinduan. Diriku yang rindu akan belaian kasihmu, selalu menanti akan adanya dirimu yang sangat aku sayangi. Kapankah semuanya akan terjadi !
 Hanya angan-angan saja yang ku dapat.
Sepinya malam telah berlalu sudah, pagi datang mengawali hari baru. Aku terbangun dari panjangnya malam dan menghempaskan khayalan kepahitan.
Songsong hari yang baru, dan sambut dengan sesuatu yang indah. Disaat aku lelah terpaku akan semuanya, aku mencoba untuk bertahan hadapi semuanya. Menghadapi alam fanna ini tanpa belaianmu dan kasih sayangmu.
Disaat orang-orang menceritakan tentang orang tuanya, aku hanya terdiam mendengarkan mereka. Cerita-cerita yang penuh dengan kebahagian akan kasih sayang dalam keluarga. Sebut saja ia bernama nur, dia adalah temanku yang sangat baik hati. Dia yang selalu mengerti aku, keadaanku, dan selalu ada saat aku butuhkan.  Dia bukanlah teman biasa, tapi dia adalah keluargaku. Hanya dia yang bisa mengerti akan diriku diantara yang lainnya. Kehidupan keluarga dia sangatlah harmonis, ibunya yang selalu memperhatikannya, mengerti akan dirinya, dan selalu mendukung akan apa yang ia inginkan. Walaupun ayahnya bekerja jauh di kota, tapi ia masih bisa meluangkan waktunya untuk pulang kerumah.
 Berbeda dengan kehidupan keluargaku, tak pernah ku dapat kasih sayang yang sempurna. Ibu dan ayah yang jauh denganku, yang tak setiap bulan bisa bertemu. Aku selalu berusaha untuk selalu tersenyum walau dalam keadaan apapaun. Karena aku tak ingin orang-orang disampingku, yang menyayangiku ikut bersedih dan mengeluarkan air mata .
Aku masih beruntung, aku masih mempunyai teman-teman yang sangat menyayangiku, dan memperdulikanku. Teman yang selalu ada saat suka maupun duka, yang selalu sabar mendengarkanku curhat, dan selalu memaafkan apapun kesalahan yang aku perbuat.
            Ibu, ku tahu kau menyayangiku, ku tahu kau memikirkanku saat jauh dariku, ku tahu kau selalu menyisipkan namaku disetiap doamu untuk kebahagiaanku. Tapi kasih itu tak sampai kepadaku, hanyalah kerinduan yang tak sampai.  Ibu dari hatiku yang paling dalam, ku sangat menyayangimu, walaupun terkadang ku selalu menyalahkan ibu, karena ibu tak pernah ada waktu buat aku. Jarak kita sangatlah jauh, tak bisa aku menyusulmu. Aku harus melewati gunung-gunung, lautan, dan kota-kota. Aku merindukan akan hangatnya pelukanmu. Andai kita dekat, aku akan memeluk dan menciummu setiap hari.                                                                           Dan aku akan mengucapkan “AKU SAYANG PADAMU” disaat kau terbangun dari mimpi indahmu.
Ayah, ku tahu kau juga menyayangiku. Disetiap tetes keringatmu, disetiap lelah nafasmu dipenuhi kasih sayang yang sangat luar biasa. Demi aku, kau rela di sengat matahari, hujan pun tak dapat membatasimu untuk bekerja.
Yang pasti, aku tetap menyayangimu, menghormatimu, dan ingin membuatmu bangga mempunyai anak sepertiku. Aku berusaha untuk jadi yang terbaik buat ibu dan ayah. Saat disekolah, aku berusaha belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan peringkat sepuluh besar, karena memang kekuatanku hanyalah sampai sana. Disaat aku tak mempunyai semangat untuk sekolah,  ku berusaha mempunyai idola di sekolah agar aku semangat belajar karena itu bisa di jadikan sebagai motivasi.
Ku tahu walaupun aku tidak aktif di sekolah, tapi aku berusaha mengimbangkannya dengan nilai ulangan yang besar. Aku mempunyai semangat yang tinggi untuk maju dan sukses. Karena ku berusaha untuk jadi yang terbaik karena akulah satu-satunya harapan keluarga.
Perjalananku belum cukup sampai disini, berjalan dan berjalan selama dua belas tahun untuk mencari kesuksesan yang perlu perjuangan. Andai aku masih diizinkan untuk hidup, dan ada jalan menuju kesuksesan, aku akan melanjutkan jenjang pendidikanku lebih tinggi lagi yaitu melanjutkan kuliah. Tapi ku tahu, ibu dan ayahku sudahlah tua, aku tak sanggup melihat mereka bekerja dan terus bekerja.
Air keringat yang menetes mulai membasahi pipi dan tubuhnya,  ia usap dan ia tak perduli seberapa banyaknya keringat itu,  tak perduli hujan ataupun panas, ia lanjutkan lagi untuk bekerja. Ingin rasanya aku menggantikanya, tapi apa daya tangan ini tak sampai, aku hanya bisa mendoakanmu disini. Ku tahu besarnya perjuangan orang tuaku, susah payah mencari uang dan aku sangat menghargai itu semua. Tapi yang ku inginkan hanyalah kasih sayang orang tua. Walaupun hidup serba berkecukupan, tetapi kita melewati kehidupan ini secara bersama-sama dan  itu pasti akan lebih indah lagi. Kapan semuanya akan terwujud, Tuhan?
Ibu, ayah, kalian selalu hadir dimimpiku, mimpi yang begitu nyata bagiku. Aku selalu mengharapkan kalian hadir menemaniku setiap hari, menemani masa pertumbuhanku. Hanyalah mimpi indah yang kurasa, hanyalah khayalan tinggi yang ku dapat. Kehampaan dan kesendirian yang kurasa, tak pernah ada maksud aku memaksa akan hadirnya kalian. Andai hati ini seperti matahari, yang selalu tersenyum walaupun dalam kesendirian. Tapi aku hanyalah manusia biasa, yang mempunyai angan-angan, keinginan, kasih sayang, perhatian, dan pengertian dari seorang ibu dan ayah. Bisakah kalian mewujudkan keinginan anakmu ini! Anak yang rindu belaian tanganmu, dan kasih sayangmu.
Ku tahu, kalian memang menyayangiku, lebih dari yang ku tahu. Ku sadari, hidupku tak terlalu sendiri, karena aku masih mempunyai sahabat yang mengerti akan diriku. Diluar sana, banyak orang-orang yang tak mempunyai orang tua, bahkan hidup pun di jalanan. Rambut tak terurus, baju hanyalah itu-itu saja, dan mencari makanan dari tong sampah. Sungguh besar semangat kalian untuk hidup dalam kesendirian. Mungkin aku terlalu egois, aku terlalu mementingkan diriku sendiri. Padahal diluar sana masih banyak orang yang menderita.
Kehidupan tak selalu bisa menjadi apa yang kita inginkan, hidup membutuhkan perjuangan, dan kesabaran. Suatu saat kita pasti akan mendapat kebahagian itu, kebahagiaan yang kita inginkan.
Terimakasih Tuhan, telah melahirkanku ke dunia ini. Sekarang aku mengerti dan  mengetahui akan kerasnya hidup .
MAKA, JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU, ORANG TUAMU, DAN ORANG-ORANG YANG MENYAYANGIMU. KARENA TANPA MEREKA HIDUP KITA TAKKAN BERARTI APA-APA.





Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot