Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
Catatan Seorang Guru

Yogi Iskandar

10/17/2015

Saat pagi menjelang, terdeigar suara adzan. Akupun terbangun dan pergi kekamar mandi dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat s...

Catatan Seorang Guru



Saat pagi menjelang, terdeigar suara adzan. Akupun terbangun dan pergi kekamar mandi dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat subuh. Seselesainya sholat akupun bergegas kemeja belajar untuk sekedar membaca-baca materi pelajaran dan mempersiapkan hal-hal yang harus kubawa kesekolah. Ketika sedang asik mempersiapkan hal yang akan dibawa dari luar kamar terdengar suara ibu “a tolong isi bak mandi !!!, “ia, bu” singkat saya menjawab.
Sambil melangkah kekamar mandi aku mengambil sehelai kain yang cukup panjang dan terajut rapih yang disebut dengan handuk. Ketika handu itu kupegang dan sekilas kupandang. Lalu aku sandarkan dibahu kanan. Dalam perjalanan sedikit terpikir oleh aku, bagaimana proses pembuatan handuk ini, sehingga dapat tersusun rapih dan bisa bermanfaat untuk seseorang yang hendak mengeringkan badan ketika seselai mandi. Untuk menjadi sehelai handuk dibutuhkan sebuah proses yang cukup panjang dimulai dari mempersiapkan bahan untuk menjadi benang sampai keproses pembuatan handuk dan digunakan oleh seseorang untuk mengeringkan bandan.
Didalam kamar mandi, sambil mengisi air ke bak. Aku pun teru berpikir. Dalam pembuatan handuk butuh proses yang cukup panjang sehingga bisa dimanfaatkan seseorang untuk mengeringkan badan. Begitupun dengan manusia bagaimana, ketika manusia tertentu bisa bermanfaat untuk orang lain. Maka membutuhkan proses yang cukup panjang agar dia memiliki keahlian dan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Namun, terkadang manusia itu sendiri. Melupakan akan jati dirinya sebagai manusia, sehingga pada perjalanan hidupnya. Tidak atau mungki belum terpikir bahwa keberadaan manusia didunia adalah bagaimana dia bisa bermanfaat untuk orang lain. “sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain”. Mungkin perkataan ini, pernah terkumandangkan oleh pemuka agama.
Selain dari itu, bahwa tugas manusia di dunia adalah untuk melakukan perubahan sehingga nilai estetika dari dunia ini bisa terwujud dengan baik. Seperti halnya, ketika manusia. Mengalami kesulitan saat, hendak berpegian. Maka manusia terus berpikir hingga terciptalah sebuah sepeda motor dan akhirnya terdapat kemudah saat hendak berpergian dengan jarak yang sangat jauh.
Inti dasarnya, ketika manusia ingin membuat suatu hal yang baru itu diciptakan untuk melakukan perubahan sehingga yang tadinya mengalami kesulitan menjadi lebih mudah, bukan malah sebaiknya. Perjalanan manusia untuk agar dapat bermanfaat untuk orang lain ialah melalui proses pendidikan. Tetapi, pendidikan yang seperti apa?. Ya, mungkin ini pertanyaan yang sederhana. Tetapi ketika, dipikir secara mendalam. Terdapat nilai yang luhur. Di indonesia, terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dari yang sifatnya pemenuhan keilmuan pada bidang konowlege hingga pemenuhan pendidikan pada skill. Namun, nilai apa yang bisa diberikan kepada orang lain. Ketika anak didik hendak bermasyarakat.
Pada sebuah teori bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk memanusiakan manusia muda. Tertapi bentuk pendidikan yang bagaimana, hendak dilakukan oleh manusia dewasa itu. Sehingga perjalan pendidikan itu dapat terealisakan dengan baik serta akan melahirkan manusia dewasa yang penuh dengan kesiapan pada masa yang akan datang.
Ketika sedang asik berpikir, tiba-tiba. Aku terkagetkan, oleh percikan air yang membasahi muka ku. Ketika kuliah bak mandi ternyata, sudah penuh dan akupun bergegas mandi. Dalam perjalanan menuju kamar, ibu aku bertanya “a kamu mau, kemana sekarang???”. “aku mau ke SMK bu”. Jawabku singkat. Aku bergegas, menggunakan pakai kerjaku yang sudah agak kusam dan mengoleskan minyak rambut dan menyisir rambut. Seselesaikannya mempersiapkan diri akupun pergi ke ruang makan untuk sarapan. Setelah segala sesuatunya sesesai aku, pergi. “bu, aku pergi dulu”, sedikit berteriak, dengan maksud aku pamitan hendak pergi. Akupun menghidupkan, sepeda motor dan bergegas pergi kesekolah.
Sesampainya disekolah, kuliahat anak-anak sudah mulai berdatangan. “pagi pak”, “pagi jawabku” singkat. Akupun pergi kekantor, dan menyapa beberapa guru yang sudah datang lebih dulu “pagi pak”, sapaku. “pagi”, sapa guru yang tengah mempersiapkan bahan pelajaran.”wah anak muda, gimana nih kabarnya”. “baik, pak”, bapak sendiri gimana kabarnya. “baik”, guru itupun menjawab dengan singkat.
Selang beberapa menit, bel sekolahpun berbunyi. ”Treng, treng….!”, “wah bell udah bunyi tuh, saya duluan ya pak”. Kata salah seorang guru kepada ku, “ia pak, aku juga mau masuk bentar lagi. Mau nyiapin dulu bahan ajar”. Selesainya mempersiapkan, perangkat pembelajaran sayapun hendak pergi kesekolah. “saya duluan pak”, akupun pamitan kepada salah seorang guru yang masih duduk dimeja kerjanya. “ia, pak” jawaban singkatnya.
Aku melangkahkan kaki, ke kelas. “pagi semua”, kataku menyapa anak-anak yang berada di dalam kelas. “pagi ……..” dengan serentak anak-anak menjawab. “sebelum belajar, marilah kita berdo’a” kata salah seorang anak memimpin do’a. “bedoa selesai”. Seselesainya berdo’a, aku memulai pembicaraan. “anak-anak minggu lalu kita belajar tentang …….”, seperti itu perkataan aku untuk memulai pembelajaran. Orang bilang itu apersepsi, tapi yah teorinya seperti itu aku ikutin aja. Setelah seselai aku melangkah pada penjelasan berikutnya, dari motivasi hingga mengaikan materi dengan kehidupan. Selang 35 menit, aku bertanya kepada anak-anak “apakah kalian mengerti”, tanyaku. “mengerti pa”, jawab anak-anak singkat.
“apakah ada yang ditanyakan?”, akupun melontar pertanyaan. Namun, keheninganlah yang aku dapatkan. Dalam hati aku bertanya, apakah metode yang aku gunakan ini benar-benar bisa membuat mereka mengerti atau tidak. Aku sedikit meriutkan wajah, sambil menatap sorot mata anak-anak yang ada didepan ku. Jika memang anak-anak mengerti seharunya memang ada materi yang dipahami, dan itu bisa jadi pertanyaan untuk memperjelas. Namun, yang aku dapatkan saat ini adalah ketidakpastian tentang bagaimana perjalanan pendidikan saat ini.
Sebenarnya permasalahan pendidikan ini ada pada guru atau memang pada peserta didik yang memang memiliki motivasi belajar yang kurang baik. Dari sudut pandang motivasi, jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi maka akan mencari tentang suatu hal yang memang belum diketahui olehnya. Apakah motivasi itu berasal dari internal maupun eksternal itu tidak menjadi masalah yang terpenting ialah bagaimana peserta didik memiliki keinginan untuk mengetahui tentang apa yang belum diketahui olehnya.
Jika dipandang dari kultur, memang untuk saat ini. Hampir tidak ada, anak yang tidak bersekolah. Hampir rata-rata melanjutkan pendidikan, kejejang berikutnya. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah pendidikan yang dilakukan oleh anak dizaman sekarang. Berdasarkan atas keinginan hati atau memang karena malu jika tidak sekolah yang artinya ikut-ikutan aja. Jika memang pelaksanaan pendidikan yang didasarkan pada hati mereka akan memiliki semangat yang tinggi untuk mencari informasi tentang materi yang akan diajarkan.
Mungkin satu yang jawaban yang dapat aku katakan, bahwa pendidikan yang diikuti oleh anak-anak saat ini adalah karena geng buka karena keinginan untuk menambah pengetahuan. Meskipun mereka berucap, mencari pengetahuan. Namun jawaban buka pada ucapan melaikan pada tindakan yang mereka lakukan. Apa yang harus dilakukan oleh seorang guru agar mereka tersadarkan dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
Pada dasarnya motivasi, berasal dari internal ataupun eksternal. Jika memang anaka sudah memiliki motivasi, hal ini akan mempermudah guru dalam memberikan materi pembelajaran. Namun, jika memang anak tidak memiliki motivasi. Hal inilah, yang menjadi tanggung jawab guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Permasalahanya apakah cukup, peningkatan motivasi itu dilakukan oleh guru saja. Jawabnya tentu tidak, karena salah satu faktor dari meningkat atau tidaknya motivasi adalah lingkungan. Sedangkan lingkungan anak tidak hanya disekolah melainkan terbagi atas lingkungan masyarakat lingkungan keluarga.
Siapa sajakah yang harus berperan untuk meningkatkan motivasi anak, pertanyaan yang cukup bagus. Jika dipandang dari segi pendidikan, bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia yang artinya adalah pendidikan itu tidak didasari pada peningkatan ilmu pengetahuan saja melainkan pada bagaimana dia mampu memperbaiki budi pekertinya. Dengan demikian yang berperan untuk memperbaiki pendidikan anak adalah guru dan orang tua.
Guru melakukan pendidikan disekolah dan orang tua melakukan pendidikan dirumah. Sehingga proses pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan pendidikan juga dilakukan dirumah oleh kedua orangtunya. Jika hal ini, dilakukan. Maka proses pendidikan akan terus berlanjut sehingga motivasi anak akan terus terjaga dan proses pembelajaran pun akan terlaksana secara optimal. Selain dari itu, ketika peran pendidikan dilakukan oleh orang tua dan guru maka akan tercipta lingkungan yang positif bagi anak untuk terus belajar baik disekolah maupun dirumah.
Saat pembelajaran berlangsung, dan tidak ada ada satupun peserta didik yang bertanya akhirnya bell pun berbunyi sebagai tanda. Pembelajaran jam pertama dan kedua selesai, akupun melakukan penguatan materi kepada anak dan menutup pembelajaran sambil berpesan. “Minggu depan kita akan belajar tentang……. Tolong anda cari tahu dan pelajari dirumah” kataku kepada anak-anak “ia pak”, dengan serentak anak-anak menjawab. Akupun mengakhiri dan kata “sampai berjumpa minggu depan di mata pelajaran yang sama, terimkasih” kataku, sambil mengambil perangkat pembelajaran dan keluar ruangan menuju kantor.


Nyambung rokonya dulu, yah. Nanti kapan-kapan dilanjut lagi. Terimasih, ……!

Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot